NASEHAT YANG KURINDUKAN
NASEHAT YANG KURINDUKAN
Oleh : Devi Eka Novira Nuriyanti
Aku membalik lembar demi lembar halaman buku untuk kupelajari, entah mengerti ataupun tidak sama sekali. Pelajaran Materi yang belum Aku kenal sama sekali, harus kupahami dengan caraku sendiri. Mau bertanya kepada siapa Aku harus bertanya, di sampingku hanya ada HP yang menjadi teman belajarku. Sesekali Aku menanyakan lewat pesan whatapp kepada guruku, tapi penjelasan yang diberikan belum juga bisa Aku pahami. Berbeda dengan pembelajaran waktu masih tatap muka di kelas, penjelasan Bapak Ibu guru dengan menggunakan alat peraga dan media yang menarik memudahkan materi untuk dipahami. Pembelajaran saat ini setiap hari harus menggunakan HP yang membuat mata jadi lelah dan menjemukan. Apalagi tempat tinggalku yang berada di pegunungan tentu saja sinyal menjadi masalah tersendiri. Belum lagi harus membeli kuota yang tidak sedikit membutuhkan biaya. Walaupun ada bantuan dari pemerintah untuk kuota pembelajran, yang hanya beberapa kali ada bantuan. Padahal belajar daring sudah mendekati satu tahun.
Kegiatan pagiku setelah bagun tidur, Aku bergegas menuju kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan sholat subuh, berdoa kepada sang pencipta untuk mengangkat virus ini dari bumi. Sebelum mengikuti pembelajaran daring, Aku selalu membantu Ibu memasak dan membersihkan rumah. Pembelajaran daring dimulai pukul 07.30 sampai 12.00. Semua mata pelajaran menuntut untuk mengirimkan tugas tepat waktu. Apalagi rangkaian kegiatan penilaian untuk kelas IX sudah tersusun rapi.
Lagi dan lagi Aku harus berada di depan HP untuk menerima pembelajaran dari Bapak Ibu guru. Bosan sungguh membosankan, tapi Aku harus benar-benar menekuninya karena sebentar lagi masa SMPku berakhir, tanpa kenangan secara fisik.
Seperti hari ini, sedang berlangsung PTS. Mendadak hatiku resah dan gelisah, bingung, mondar mandir tak memiliki arah tujuan. Bagaimana ini? Berlari ke bukit yang lebih tinggi, ohh aku sudah tidak ada jalan. Hari ini adalah hari penting, dimana aku harus melaksanakan PTS namun sinyalku menghilang tanpa jejak. Aku panik, mencari tempat yang ada sinyalnya, dimana?. Aku terus berusaha mencari sinyal. Dari halaman depan sampai belakang rumah sudah Aku coba, tapi semua hasilnya nihil. Berdoa pada sang maha kuasa semoga ada jalan keluar. Tetap berusaha, berpikir dimana aku bisa mendapatkan sinyal?, mengapa sinyal pegunungan tidak setia?. Pikiranku benar- benar sudah buntu. Apa yang harus Aku lakukan sekarang?. Akhirnya Aku mencari tempat yang datar dan berada dalam keramaian. Kupacu sepada motor dengan kecepatan tinggi dan tak lupa memakai masker untuk mematuhi protokol kesehatan, agar tidak terlambat dalam melaksanakan PTS. Sampai ditempat yang Aku tuju, paket data kuaktifkan, alhamdulillah akhirnya masalahku terselesaikan.
Sebenarnya aku sudah lelah dengan semua ini, sinyal yang tiba-tiba hilang, belum lagi listrik tiba-tiba ikut padam karena ada pohon yang tumbang. Tapi gambaran perjuangan orang tuaku yang bekerja keras untuk mendukung sekolahku menjadi cambuk untuk tetap semangat dan berusaha memujudkan cita-citaku sebagai seorang guru. Sepintas teringat dalam benaku masa-masa pembelajaran tatap muka. Aku sungguh merindukan kebersamaan yang harusnya kita lalui dalam suka dan duka seperti sebelum pandemi. Canda tawa teman-teman menjadi pelipur hati dikala kepenatan. Nasehat Bapak Ibu guru yang senantiasa menyemangati kami demi kebaikan, yang kini jarang kami dengar lagi. Rindu untuk bertemu teman-teman dan Bapak Ibu guru selalu mengusik hati Aku, tapi terhalang oleh situasi yang tak tahu kapan akan berakhir. Dan tidak terasa selama satu tahun Aku menikmati masa jenjang terakhirku di SMP tanpa berinteraksi langsung dengan bapak ibu guru tercinta dan teman - teman seperjuangan. Semua aktivitas di dalam sebuah tembok rumah dan hanya menggunakan HP dalam pembelajaran sehari-hari. Bersyukur saja dan nikmati seperti air yang mengalir.
Biodata penulis :
Devi Eka Novira Nuriyanti, lahir di Ponorogo pada tanggal 19 November 2005.
Saya siswa kelas IX di SMPN 1 Ngebel.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
KAPAN AKAN BERAKHIR
KAPAN AKAN BERAKHIR Oleh : Liona Putri Kirana Hariyanto Sudah berbulan-bulan pembelajaran dilaksanakan secara daring, sudah berbulan-bulan juga Saya merasa tertekan, bosan serta
TAK SEINDAH YANG KUBAYANGKAN
TAK SEINDAH YANG KUBAYANGKAN Oleh : Nadia Ratna Febrita Pagi ini Aku berangkat sekolah seperti biasa. Seragam yang sudah kusetrika dadakan dipagi hari, sepatu hitam dan tentu saj