TAK SEINDAH YANG KUBAYANGKAN
TAK SEINDAH YANG KUBAYANGKAN
Oleh : Nadia Ratna Febrita
Pagi ini Aku berangkat sekolah seperti biasa. Seragam yang sudah kusetrika dadakan dipagi hari, sepatu hitam dan tentu saja jangan lupakan tas berisi beberapa buku yang menemani pagiku ke sekolah. Matahari bersinar terang, menambah semangat untuk menapaki jalan ke sekolah. Berita tentang virus covid-19 juga mulai terdengar di telingaku. Bukan hanya itu saja, desas-desus tentang liburan sekolahpun tak kalah menarik. Aku sendiri juga merasa sangat tertarik dan Aku pikir semua siswa memang merasa seperti itu.
Sampai di sekolah, kami dikumpulkan di halaman dan diberi pengumuman. Pembelajaran daring akan diadakan selama dua minggu. Awalnya kupikir berita liburan menyenangkan yang akan diumumkan ternyata pembelajaran daring. Tapi tetap saja, berita itu membuat para siswa termasuk Aku bersorak senang. Ya, bersantai di rumah dengan penuh kesenangan adalah hal pertama yang terlintas di otakku. Membayangkan saja sudah membuatku bahagia apalagi jika benar-benar menjadi kenyataan.
Ternyata pembelajaran daring, tidak membuatku santai seperti yang kubayangkan. Tetap saja seperti sekolah biasa namun hanya diadakan di rumah dan materi dikirim lewat HP. Materi dan tugas sekolah yang dibagikan lewat Google Classroom juga cukup mudah dimengerti. Dua minggu berlalu, namun bukannya pengumuman masuk sekolah yang kudengar, melainkan pengumuman perpanjangan pembelajaran daring. Aku bingung dengan perasaanku sendiri, di satu sisi Aku merasa senang tapi di sisi lain Aku merasa ada sesuatu yang hilang dari biasanya. Kami tidak ketemu dengan teman maupun Bapak Ibu guru. Pembelajaran daring tak semudah dan menyenangkan seperti yang Aku kira. Aku mulai bosan dengan aktivitas yang selalu terulang setiap hari tanpa ada sesuatu yang istimewa. Benar-benar monoton. Hanya dinding dan atap kamar polos yang bisa Aku lihat, bukan lagi dinding ataupun atap kelas yang dipenuhi tempelan yang Aku dan teman-teman buat dalam rangka memperindah kelas.
Hanya kesunyian yang menemani setiap goresan pena yang Aku tuangkan pada selembar kertas. Bukan lagi riuh dari teman-teman satu kelas yang kadang membuatku kesal. Bukan lagi, suara para bapak dan ibu guru yang dengan tulus menjelaskan materi yang kadang diselipi lelucon untuk mengusir rasa kantuk.. Tiba-tiba Aku merasa rindu. Ya, walaupun Aku masih bisa bertukar pesan dengan teman tetap saja rasanya berbeda, tak ada lagi aksi saling menjahili satu sama lain, menyanyi bersama saat jam kosong, berseluncur di teras saat hujan mengguyur. Aku sampai lupa betapa menyenangkannya kebersamaan waktu itu.
Bukan hanya itu, kesulitan tentu saja Aku hadapi walaupun Aku belajar dari rumah. Jaringan WiFi dan signal yang tidak mau bersahabat sehingga mau tidak mau Aku harus menyerahkan tugas terlambat. Pemadaman listrik saat ujian yang membuatku kesal setengah mati sampai ingin menangis, membuatku harus pergi ke rumah teman yang memiliki akses signal lebih baik.
Hingga ada saat di mana akhirnya Aku masuk sekolah walau hanya satu hari untuk mengumpulkan tugas. Aku merasa begitu senang tatkala kakiku melangkah masuk melewati gerbang sekolah. Teman-teman dan para guru yang sudah lama tak bertemu kini menjadi objek berharga yang selalu ingin Aku pandang. Sekolahku cukup banyak berubah, ada kran air untuk cuci tangan di beberapa titik, tangga yang di cat warna-warni, tebing yang dulu tak menarik, kini berhiaskan nama sekolah kami. Membuatku benar-benar tak sabar untuk kembali ke sekolah. Namun, sepertinya keinginanku belum bisa terpenuhi, kami harus melakukan pembelajaran daring lagi. Kelas yang dulu sangat hangat kini menjadi sedingin es ketika Aku melangkah masuk. Rasanya berbeda, benar-benar berbeda rasanya ini seperti bukan kelasku. Kapan semua ini akan berakhir, Aku rindu kelasku, Aku rindu temanku, Aku rindu guruku
Saya Nadia Ratna Febrita, lahir di Ponorogo, 3 Februari 2006, siswa kelas IX SMPN 1 Ngebel yang terletak di ketinggian 734mdpl.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
KAPAN AKAN BERAKHIR
KAPAN AKAN BERAKHIR Oleh : Liona Putri Kirana Hariyanto Sudah berbulan-bulan pembelajaran dilaksanakan secara daring, sudah berbulan-bulan juga Saya merasa tertekan, bosan serta
NASEHAT YANG KURINDUKAN
NASEHAT YANG KURINDUKAN Oleh : Devi Eka Novira Nuriyanti Aku membalik lembar demi lembar halaman buku untuk kupelajari, entah mengerti ataupun tidak sama sekali. Pelajaran Materi