FASTABIQUL KHAIRAT Oleh : M.Barid, S.Ag
Dalam sebuah ceramah, sang da’i muda, yang mendadak terkenal itu menyampaikan isi pidatonya dengan berapi-api. Karena baru beberapa kali mengisi ceramah. Tepatnya muballigh anyaran lah, begitu kira-kira. Dengan sangat bersemangatnya beliau menyampaikan bahwa ciri-ciri orang yang baik itu ada empat.
Pertama, orang yang baik itu adalah orang yang mengingat-ingat kesalahannya kepada siapapun. Hal ini dikandung maksud agar supaya segala perbuatan salah yang telah ia perbuat itu tidak akan terulang kembali. Maka orang tersebut harus selalu ingat, kapan dia berbuat salah, kepada siapa dia berbuat salah, dan apa perbuatan salahnya itu. Dan tak kalah pentingnya lagi, bagaimana perbuatan salahnya itu harus terjadi serta mengapa bisa berbuat salah. Intinya adalah untuk introspeksi diri jangan sampai perbuatan serupa terulang kembali.
Kedua, orang yang baik itu adalah orang yang melupakan segala kebaikannya kepada siapapun. Sudah semestinya ketika kita berbuat baik kepada seseorang, janganlah kemudian selalu diingatnya. Hingga seolah tidak rela dia berbuat kebaikan. Segera melupakan adalah langkah terbaik yang musti dilakukan oleh seorang muslim. Sebab disitulah akan nampak betul nilai keikhlasannya ketika dia berbuat baik tersebut. Keikhlasan seseorang berbuat baik itu ibarat kita sedang membuang hajat. Ketika itu kita ikhlas betul. Tidak pernah merasa eman meski bahan bakunya makanan termahal sekalipun. Saking ikhlasnya, kita tidak pernah mencoba untuk melihatnya atau bahkan mencoba untuk menguliknya barang secuil saja. He he he, iya to…!?
Ketiga, orang yang baik itu adalah orang yang mengingat-ingat kebaikan orang lain kepada dirinya. Hal ini penting, mengingat kebaikan yang diberikan oleh orang lain kepada kita itu pada hakekatnya adalah ajakan yang sangat positif kepada kita untuk sama-sama melakukan kebaikan kepad orang lain dimanapun dan kapanpun. Nah, kalau orang lain saja berbuat baik kepada kita, lantas mengapa kita tidak juga berbuat baik kepada orang lain…?! Maka disitulah pentingnya kita mengingat-ingat kebaikan orang lain pada diri kita. Untuk kemudian suatu saat kita akan membalas kebaikannya dengan yang lebih baik lagi. Kalau itu terjadi, maka firman Allah “berlomba-lombalah dalam kebaikan” betul-betul akan membumi.
Keempat, orang yang baik itu adalah mereka yang melupakan kesalahan orang lain kepada dirinya. Satu hal ini merupakan perkara yang cukup berat. Bahkan bisa sangat berat, dan berat sekali. Mengapa begitu, memaafkan kesalahan orang lain adalah poin tersendiri dalam ajaran islam. Bisa dikatakan sangat istimewa. Seseorang yang bisa mencapai derajat ini, dipastikan kualitas ketauhidannya sangat tinggi. Dia termasuk ahlus sunnah sejati. Dalam hal maaf memaafkan tentunya. Seperti yang dicontohkan Rasulullah teladan umat Islam itu.
Mengingat empat perkara diatas, sangatlah penting bagi kita yang mengaku sebagai umat islam, untuk menengok bagaimana kiranya Rasulullah meneladankan bagi kita semua. Nah mari kita berfastabiqul khairat. Salam,
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MBAH KARYO
MBAH KARYO Oleh : Ispramono Pagi itu seperti pagi-pagi sebelumnya Mbah Karyo sudah terbangun untuk bersi
ANTOLOGI PUISI
SYAHDU Oleh : Siti Wahyuni, S.Pd. M.Pd. Kututup rapat mataku Kudekap erat malamku Hening....tanpa suara Hanya hembusan nafas Pelan yang membelah suasana Syahdu merindu, ku
KASIH SEBENING EMBUN. oleh : Ispramono, S.Pd
Kami delapan bersaudara, saya terlahir sebagai si bungsu. Si bungsu biasanya identik dengan manja, terpenuhi segala ke